Saturday, March 02, 2013

HEALTHLY IN GREENERY

Lebih dari 5 juta orang usia lanjut masih sering mengunjungi dataran tinggi. Laporan yang dilansir sebuah jurnal ilmiah terkemuka itu juga meneliti hubungan gangguan fisiologis seseorang di usia lanjut pada ketinggian tertentu. Hasilnya mereka menemukan kaitan yang ekstrim antara saturasi oksigen di dalam tubuh dengan tekanan oksigen di dataran tinggi.Mendaki merupakan olahraga yang bukan saja digemari anak-anak muda. Meski terkesan sederhana, olahraga ini tergolong olahraga berat karena jarak tempuh yang umumnya tidak dekat dan tingkat kecuraman tanahnya yang tidak rendah. Namun, hanya dengan berjalan kaki, sejumlah keuntungan dapat diperoleh tubuh.Beberapa keuntungan mendaki secara fisik diantaranya adalah:
  1. Memperbaiki cardiorespiratory, yaitu yang berhubungan dengan kerja jantung, paru-paru, dan pembuluh darah.
  2. Mendaki juga dapat meningkatkan kebugaran otot, mengurangi risiko darah tinggi, dan memperkecil kemungkinan jantung koroner serta stroke.
Memasuki usia 40 tahun ke atas, olahraga ini tentu tidak sesederhana tahun-tahun sebelumnya. Seorang yang memiliki catatan penyakit jantung tentu perlu mendapat perhatian khusus jika ingin mendaki. Sebab, pada saat mendaki, saturasi oksigen pada darah mencerminkan sebagian tekanan oksigen di luar tubuh. Pada ketinggian tertentu, tingkat saturasi oksigen akan menurun. Akibatnya, seseorang yang punya masalah dengan sistem pernapasan akan seperti kehabisan oksigen, dan pada akhirnya berisiko terkena serangan jantung.Lepas dari persoalan jantung, seseorang di usia senior tetap berpeluang untuk menjalankan olahraga berat ini.Sejumlah keuntungan fisik lainnya yang dapat diperoleh dari kegiatan ini adalah:
  1. Mengurangi risiko kolesterol tinggi dan triglycerides. Bagi wanita, kegiatan yang pelan-pelan melelahkan ini juga dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker payudara dan dapat meningkatkan densitas tulang.
  2. Manfaat lain dari kegiatan yang bisa disebut setengah-olahraga setengah-rekreasi ini adalah mengurangi depresi. Sebab, berbeda dengan olahraga berat lainnya, mendaki gunung bisa dijalankan secara santai seperti sedang berlibur. Selain itu, dengan aktivitas pembuluh darah dan perbaikan sistem pernapasan, mendaki gunung dengan sendirinya juga mampu meningkatkan kualitas tidur seseorang.
  3. Hiking juga bisa melatih social skill seseorang, terutama bagi mereka yang mendaki gunung secara berkelompok. Beberapa persoalan sepanjang perjalanan umumnya menuntut keterampilan sosial seseorang dalam mengatasinya. Jadi, bukan hanya fisik yang dibugarkan, namun begitu pula halnya dengan pikiran. Pada lingkungan pendakian tertentu, seseorang bahkan juga dapat mengembangkan imajinasinya melalui pemandangan yang spektakuler.
Di Indonesia ada beberapa lokasi pendakian yang ramah bagi pemula dan para pendaki yang telah berusia lanjut. Beberapa lokasi pendakian yang palingd dianjurkan adalah Gunung Gede dan Gunung Papandayan di Jawa Barat, Gunung Kelimutu di Nusa Tenggara Timur, Gunung Ungaran di Jawa Tengah, Gunung Sibayak di Sumatera Utara, dan Kawah Ijen di Jawa Timur. Profil gunung-gunung tersebut sangat cocok bagi pemula dan usia lanjut karena datarannya yang tidak terlalu tinggi dan pemandangan alamnya yang indah di sepanjang jalan hingga ke puncak-puncaknyaJ

No comments:

Post a Comment