Monday, December 22, 2014

MUSIM

Pada suatu ketika akan datang padamu berbagai musim. Kemarau dan penghujan. Seringkali kemarau sedemikian panjang, mengeringkan air ketabahanmu. Mematikan ikan-ikan pada sungai-sungai bahagiamu.
Atau penghujan yang tak kunjung berhenti menderasimu, memberikan balutan dingin hingga menelusup pada tulang-tulang kesedihanmu, menggenangi ladang-ladang harapanmu, meredam cahaya bulir-bulir padimu.
Namun, laluilah setiap musim dengan sayap-sayap keberanianmu. Isilah bejana-bejana ketabahanmu senantiasa, bawalah kemanapun menyertai langkahmu. Niscaya tak teradang segala upayamu mencapai tujuan.

Sunday, December 21, 2014

HARAPAN

Setiap orang hendaklah menjaga harapannya
Meski harapan itu rapuh dan membimbangkan
Serupa nyala lilin yang bergerak-gerak bimbang diterpa angin.
Tapi, ketika batas lilin telah berakhir,
Harus diterimanya kenyataan bahwa nyala itu telah selesai dan tidak semua harapan layak dipaksakan.

Tuesday, November 18, 2014

MEMILIKIMU

Saat memejamkan mata,
aku membayangkan surga-bahagia saat dicintaimu, juga saat mencintaimu.
Semuanya terasa begitu indah, terasa sempurna.
Seperti cerita cinta sepanjang masa,
aku bersyukur takdir membuatkku jatuh cinta padamu.

Sunday, November 09, 2014

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

Nama Kelompok:
·        Belli Febriani         21211456
·        Istiana Khairany     23211744
·        Isye Siti Sarah        23211746
·        Mifta Huljannah     24211468
·        Nisa Nur Hikmah   25211188
·        Nuriyanti Oktavia   25211357
·        Nurul Sukma Putri  25211411
·        Amanda Safrida     20211658
·        Benedictus A.         21211458

·        Iven Pundawa        27211989

JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 11, NO. 1, MEI 2009: 13-20

Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan,
dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas
Akuntan Publik

Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto
Trisakti School of Management
Email: arleen@stietrisakti.ac.id, siou_chiang@yahoo.com

ABSTRAK

Untuk mempertahankan kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan, akuntan publik dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai. Adapun kompetensi tersebut adalah profesionalisme, pengetahuan dalam mendeteksi kekeliruan dan pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh profesionalisme, pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik dalam proses pemeriksaan laporan keuangan. Data diperoleh melalui kuisioner survei yang diisi oleh akuntan senior sampai partner yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. Data dianalisis menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa profesionalisme, pengetahuan dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik dalam proses  memeriksaan laporan keuangan.
Kata kunci: Profesionalisme, pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan,etika profesi dan pertimbangan tingkat materialitas akuntan publik.

PENDAHULUAN
Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan. Untuk dapat meningkatkan sikap profesionalisme dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, hendaknya para akuntan publik memiliki pengetahuan audit yang memadai serta dilengkapi dengan pemahaman mengenai kode etik profesi.
Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata–mata bekerja untuk kepentingan kliennya, melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan auditan. Untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan dari para pemakai laporan keuangan lainnya, akuntan publik dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.
FASB dalam Statement of Financial Accounting Concept No.2, menyatakan bahwa relevansi dan reliabilitas adalah dua kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pembuatan keputusan. Untuk dapat mencapai kualitas relevan dan reliabel maka laporan keuangan perlu diaudit oleh akuntan publik untuk memberikan jaminan kepada pemakai bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia.
Profesionalisme telah menjadi isu yang kritis untuk profesi akuntan karena dapat menggambarkan kinerja akuntan tersebut. Gambaran terhadap profesionalisme dalam profesi akuntan publik seperti yang dikemukakan oleh Hastuti dkk. (2003) dicerminkan melalui lima dimensi, yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan rekan seprofesi.
Selain menjadi seorang profesional yang memiliki sikap profesionalisme, akuntan publik juga harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam profesinya untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan. Setiap akuntan publik juga diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), agar situasi penuh persaingan tidak sehat dapat dihindarkan. Selain itu, dalam perencanaan audit, akuntan publik harus mempertimbangkan masalah penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan dan pertimbangan awal tingkat materialitas untuk pencapaian tujuan audit.
Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti dkk. (2003). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada (1) obyek penelitian, yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Jakarta. Dengan mengambil KAP di Jakarta sebagai obyek penelitian diharapkan dapat merepresentasikan KAP di Indonesia karena sebagian besar KAP big 4 dan KAP non big 4 berada di Jakarta; (2) penambahan variabel independen, yaitu pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan yang diambil dari penelitian Sularso dan Na’im (1999), dan etika profesi yang diambil dari penelitian Murtanto dan Marini (1999). Akuntan yang lebih berpengalaman akan bertambah pengetahuannya dalam melakukan proses audit khususnya dalam memberikan pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Selain pengetahuan, akuntan juga dituntut etika dalam profesinya sehingga pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan diberikan. Sewajarnya sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin membuktikan secara empiris pengaruh profesionalisme, pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh profesionalisme, pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan secara empiris?

HIPOTESIS
H1: Profesionalisme berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.

H2: Pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.

H3: Etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.

Model penelitian dapat dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Profesionalisme, pengetahuan akuntan publik dalam mendeteksi kekeliruan dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas


METODE PENELITIAN

Friday, October 31, 2014

DAN INILAH AKU

Aku masih tetap aku
Meski waktu memburu ku
Takkan pernah melupakan masa lalu
Kan ku kobarkan semangat masa depan
Aku masih seperti dulu
Meski berteman sepi pun
Takkan menghalangiku untuk taklukan keraguan itu
Aku dan inilah aku
Manusia biasa yang takkan pernah takut akan perubahan waktu
Kan ku tantang dengan lantang masa depan
Karena aku adalah aku
Hidup untuk memberi arti hidup

Saturday, October 25, 2014

SELAMAT DATANG

Hujan di sore lalu menyambutnya
Aku bahagia,
Bertambah lagi 1 cinta

Mewarnai kembali seisi rumah
Tangis si kecil telah lama
Baru kembali lagi terdengar,
Lama terindu dalam waktu
Aaah, akhirnya keponakan kecilku melihat dunia yang baru,

Selamat datang
Dan selamat berjuang
Kami siapkan engkau sebagai penerus pejuang

Sunday, September 28, 2014

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

Nama Kelompok:
  •  Isye Siti Sarah              (23211746)
  • Mifta Huljannah           (24211468)
  • Nisa Nur Hikmah         (25211188)
  • Nurul Sukma Putri       (25211411)
  • Nuriyanti Oktavia         (25211357)


Judul Buku:
ETHICAL ISSUES IN ACCOUNTING (PROFESSIONAL ETHICS)

Penulis:
JOHN BLAKE, CATHERINE GOWTHORPE

Penerbit:
ROUTLEDGE

Tahun terbit:
OCTOBER 18, 1998

Synopsis:
Ethical issues in accounting offers a comprehensive and accessible introduction for students and teachers if business studies and accountancy as well as the practicing accountant.
The book covers the ethical implications of several aspects of accounting:

Monday, August 11, 2014

CINTA, AKU CINTA

Desir-desir angin menghembuskan rindu
Berselimut kesunyian
Berbisik lembut lantunan do'a dalam hembusan harapan
Ku ceritakan hati yang terindah
Ku sampaikan pada pemilik keindahan
Telah ku sandarkan hatiku pada satu teman yang menentramkan
Hari ini semua ku utarakan
Selalu kembali ku utarakan
Sajak-sajak yang sama tentang kerinduan
Dalam cinta, aku bahagia
Dalam tawa dan air mata tersurat do'a
Dalam diam ku harap dirimu tahu tanpa harus aku ucap
Cinta, aku cinta

RINDU

Sejuk rindu ini
Berbalut sajak-sajak pelesir hati
Berhembus dari celah-celah kenangan
Duhai rupawan, aku merindukanmu
Dalam tarian sang waktu
Hari-hari yang mengharu jingga
Ku lepas satu-persatu air mata
Malamkan berganti rona fajar nan cerah
Di penantian ku terselimut do'a untukmu
Saat malam peluk jiwa,
Bayang-bayang! Mengapa engkau berbentuk nyata?

Tuesday, July 01, 2014

KITA

Seiring senja
Ku rebah tubuh dalam asa
Esok kau dan aku bersama

Meski lelah, papah tak terkira
Senyum itu lunturkan semua
Jangan henti senyum
Jangan henti tawa
Jangan henti bahagia

Cercah-cercah rindu,
Jujur ku katakan...
Syair kasih,
Jangan kau abaikan...
Kita ikat hati kita dengan mimpi dengan janji
Biar peluh jadi tak berarti

Bukan hitungan hari aku mencintaimu
Bukan pula bulan dan tahun sebatas waktu

Saturday, May 31, 2014

TUGAS 3 BAHASA INGGRIS BISNIS 2_TUGAS INDIVIDU

1. Ketua panitia itu baru saja mengumumkan bahwa acara ini dicancel selama beberapa jam.
Seharusnya: Ketua panita itu baru saja mengumumkan bahwa acara ini ditunda selama beberapa jam.
2. Baru saja Zaky mengupload foto-fotonya ketika liburan ke Puncak.
Seharusnya: Baru saja Zaky mengunggah foto-fotonya ketika liburan ke Puncak.
3. Ketika liburan tiba, Shiddiq dan teman-temannya berencana untuk liburan ke Bali dalam rangka merefresh otaknya.
Seharusnya: Ketika liburan tiba, Shiddiq dan teman-temannya berencana untuk liburan ke Bali dalam rangka menyegarkan otaknya.
4. Sebagai istri yang baik, ia selalu mensupport suaminya dalam situasi yang genting.
Seharusnya: Sebagai istri yang baik, ia selalu mendukung suaminya dalam situasi yang genting. 
5. Selalu saja Bayu hanya meread BBM dari kakaknya tanpa membalasnya.
Seharusnya:

Friday, May 30, 2014

SABAR

Sabar!
Satu kalimat yang sudah akrab di telinga kalian semua.
Apa pendapatmu  mengenai sabar?
Apakah ada yang berpendapat "dengan sabar dapat membuahkan hasil yang indah"? Jika ada, kita sependapat! ;)
Itu sudah ku alami. Aku sudah begitu sabarnya menunggu seseorang, dan akhirnya kesabaran itu terjawab sudah dengan membuahkan hasil yang indah. 
Mungkin jika kalian sudah tau akan ceritaku, kalian akan begitu geregetannya dengan cara sabarku menunggu seseorang, dan mungkin juga salah satu dari kalian yang baca blog ini yang malah pernah atau bahkan sering menasihati aku untuk berhenti bersabar dalam menunggu seseorang :)
Jika aku mengingat begitu banyak nasihat, teguran, dan mungkin bisa dibilang sindiran dari kalian semua yang tau akan ceritaku, saat ini aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman dan bahkan tertawa renyah :D
Karena apa?
Kalian tau?

Saturday, May 10, 2014

KEKASIH, CINTA DAN KASIH

Semua tentangmu tertulis jelas di hati
Bagai pelangi terindah yang setia hiasi hati
Tetaplah di sini tetaplah di hati
Aku mencintaimu bukan hanya untuk hari ini

Telah ku ceritakan semua yang ku rasa
Meski bukan dengan kata
Puisi-puisi inilah gambaran hati tentang cinta
Dari setiap rangkaian sajak yang lebih dari sekedar kata berhias harap

Kekasih hati
Lelaki berwibawa yang aku miliki
Kebahagiaanku bukan lagi sebuah misteri
Ketika kau berhasil memilih hati ini untuk kau curi

Thursday, May 01, 2014

CALON ITU

Hi!
Sudah lama ya aku gaberbagi cerita lagi di blog. Aku punya cerita bahagia banyak banget loh, salah satunya saat ini aku udah punya pacar :D
Ah terlalu biasa kalo disebut pacar, aku sebut ini calon imamku :)
Mungkin sebagian orang berfikir, terlalu terburu-buru kalo di usia masih 20 tahun ini udah berbicara mengenai imam, atau mungkin mereka menganggap sebelah mata, karena mereka fikir ini masih sebuah cinta monyet? Tapi aku gak peduli. Ini hidupku, ini jalanku, apapun yang mereka katakan tentangku, tentang kehidupanku, mereka gak tahu sedikitpun mengenai aku.
So, sebaris kalimat ini aku ciptain buat calon imamku, yang mungkin apa yang aku buat ini gak ada seberapanya dengan apa yang udah dia kasih buat aku, perasaan, pelajaran, nasihat, teguran, dan segalanya. Tapi, aku harap dengan sebaris kalimat ini, kamu bisa mengerti apa yang aku rasakan, dahulu, saat ini, dan insya allah ke depannya o:)

Tuesday, April 29, 2014

TUGAS 2 BAHASA INGGRIS BISNIS 2_TUGAS INDIVIDU

The title:
Traffic In Indonesia's Capital

Two of the most resilient features of life in Jakarta are the mini-protest and the macro-jam. Almost every day some group or other takes their grievance to the city's main landmark, the Bundaran HI traffic circle. However small the protesters' number, they end up bringing traffic to a halt all around the city's main thoroughfare.

The daily jams are not going to ease in the near future. Indeed, by most official estimates, they are likely to worsen, until sometime in 2014, when Jakarta will attain total traffic gridlock. Vehicles will take up every single inch of available space on roads and highways, leaving the city like a scene from a dystopian fantasy.

There are currently around 1.5m motorised vehicles—cars, motorcycles, buses and three-wheeled auto-rickshaws—on Jakarta's streets each day, though the roads have space for only 1m of them. Streets account for only 6.2% of the city's land mass, compared with 15-20% in New York, Tokyo or Singapore. The present growth rate of Jakarta's roads is 0.9% a year, while vehicle growth is 9%; demand is driving circles around supply.

Jakarta is estimated to lose $1 billion a year due to traffic,

Sunday, March 30, 2014

ENGLISH TASK: CULTURAL ETIQUETTE IN BUSINESS (GROUP ASSIGNMENT)

Members of the group:
1. Hidayat
2. Mifta Huljannah
3. Nisa Nur Hikmah
4. Nuriyanti Oktavia

Class: 3EB14

a. India Introduction
India is officially called Republic of India (Hindi Bharat), is located in southern Asia and is a member of the Commonwealth of Nations. India consists geographically of the entire Indian Peninsula and portions of the Asian mainland. To its north lies Afghanistan, China, Nepal, and Bhutan; to its east is Bangladesh, Myanmar (formerly known as Burma), and the Bay of Bengal; Palk Strait and the Gulf of Mannar (which separate it from Sri Lanka) and the Indian Ocean are to the south; and on the west is the Arabian Sea and Pakistan.
India is predominantly Hindu, with 81% of the population practicing that religion. Next is Muslim at 12%, Christian at 2%, and all others within the last 5% of the society. It has been found that in most cultures, their is a correlation between a country's religion and the Hofstede Dimension rankings it has. There is only one country with over 50% of its population practicing the Hindu religion – India.

b. Indian Society & Culture
Hierarchy
  • The influences of Hinduism and the tradition of the caste system have created a culture that emphasizes established hierarchical relationships.
  • Indians are always conscious of social order and their status relative to other people, be they family, friends, or strangers.
  • All relationships involve hierarchies. In schools, teachers are called gurus and are viewed as the source of all knowledge. The patriarch, usually the father, is considered the leader of the family. The boss is seen as the source of ultimate responsibility in business. Every relationship has a clear- cut hierarchy that must be observed for the social order to be maintained.


The Role of the Family
  • People typically define themselves by the groups to which they belong rather than by their status as individuals. Someone is deemed to be affiliated to a specific state, region, city, family, career path, religion, etc.
  • This group orientation stems from the close personal ties Indians maintain with their family, including the extended family.
  • The extended family creates a myriad of interrelationships, rules, and structures. Along with these mutual obligations comes a deep-rooted trust among relatives.


Just Can't Say No
  • Indians do not like to express 'no,' be it verbally or non- verbally.
  • Rather than disappoint you, for example, by saying something isn't available, Indians will offer you the response that they think you want to hear.
  • This behaviour should not be considered dishonest. An Indian would be considered terribly rude if he did not attempt to give a person what had been asked.
  • Since they do not like to give negative answers, Indians may give an affirmative answer but be deliberately vague about any specific details.  This will require you to look for non-verbal cues, such as a reluctance to commit to an actual time for a meeting or an enthusiastic response.


c. India Appearance
  • Men are generally expected to wear a suit and tie for business, although the jacket may be removed in the summer. Women should wear conservative dresses or pantsuits.
  • When dressing casual, short-sleeved shirts and long pants are preferred for men; shorts are acceptable only when exercising. Women must keep their upper arms, chest, back, and legs covered at all times.
  • Women should wear long pants when exercising.
  • The use of leather products including belts or handbags may be considered offensive, especially in temples. Hindus revere cows and do not use leather products.


d. India Behavior 
  • The head is considered the seat of the soul. Never touch someone else’s head, not even to pat the hair of a child.
  • Beckoning someone with the palm up and wagging one finger can be construed as in insult. Standing with your hands on your hips will be interpreted as an angry, aggressive posture.
  • Whistling is impolite and winking may be interpreted as either an insult or a sexual proposition.
  • Never point your feet at a person. Feet are considered unclean. If your shoes or feet touch another person, apologize.
  • Gifts are not opened in the presence of the giver. If you receive a wrapped gift, set it aside until the giver leaves.
  • Business lunches are preferred to dinners. Hindus do not eat beef and Muslims do not eat pork.


e. India Communications
  • There are more than fourteen major and three hundred minor languages spoken in India. The official languages are English and Hindi. English is widely used in business, politics and education.
  • The word "no" has harsh implications in India. Evasive refusals are more common, and are considered more polite. Never directly refuse an invitation, a vague "I’ll try" is an acceptable refusal.
  • Do not thank your hosts at the end of a meal. "Thank you" is considered a form of payment and therefore insulting.
  • Titles are very important. Always use professional titles.


f. Etiquette and Customs in India
Meeting Etiquette
  • Religion, education and social class all influence greetings in India.
  • This is a hierarchical culture, so greet the eldest or most senior person first.
  • When leaving a group, each person must be bid farewell individually.
  • Shaking hands is common, especially in the large cities among the more educated who are accustomed to dealing with westerners.
  • Men may shake hands with other men and women may shake hands with other women; however there are seldom handshakes between men and women because of religious beliefs. If you are uncertain, wait for them to extend their hand.
Gift Giving Etiquette
  • Indians believe that giving gifts eases the transition into the next life.
  • Gifts of cash are given to friends and members of the extended family to celebrate life events such as birth, death and marriage.
  • It is not the value of the gift, but the sincerity with which it is given, that is important to the recipient. 
  • If invited to an Indian's home for a meal, it is not necessary to bring a gift, although one will not be turned down.
  • Do not give frangipani or white flowers as they are used at funerals.
  • Yellow, green and red are lucky colours, so try to use them to wrap gifts.
  • A gift from a man should be said to come from both he and his wife/mother/sister or some other female relative.
  • Hindus should not be given gifts made of leather.
  • Muslims should not be given gifts made of pigskin or alcoholic products.Gifts are not opened when received.


Dining Etiquette
  • Indians entertain in their homes, restaurants, private clubs, or other public venues, depending upon the occasion and circumstances.
  • Although Indians are not always punctual themselves, they expect foreigners to arrive close to the appointed time.
  • Take off your shoes before entering the house.
  • Dress modestly and conservatively.
  • Politely turn down the first offer of tea, coffee, or snacks. You will be asked again and again. Saying no to the first invitation is part of the protocol.


There are diverse dietary restrictions in India, and these may affect the foods that are served: 
  • Hindus do not eat beef and many are vegetarians.
  • Muslims do not eat pork or drink alcohol.
  • Sikhs do not eat beef.
  • Lamb, chicken, and fish are the most commonly served main courses for non-vegetarian meals as they avoid the meat restrictions of the religious groups.
  • Much Indian food is eaten with the fingers.
  • Wait to be told where to sit.
  • If utensils are used, they are generally a tablespoon and a fork.
  • Guests are often served in a particular order: the guest of honour is served first, followed by the men, and the children are served last. Women typically serve the men and eat later.
  • You may be asked to wash your hands before and after sitting down to a meal.
  • Always use your right hand to eat, whether you are using utensils or your fingers.
  • In some situations food may be put on your plate for you, while in other situations you may be allowed to serve yourself from a communal bowl.
  • Leaving a small amount of food on your plate indicates that you are satisfied. Finishing all your food means that you are still hungry.


g. Business Etiquette and Protocol in India
Relationships & Communication
  • Indians prefer to do business with those they know.
  • Relationships are built upon mutual trust and respect.
  • In general, Indians prefer to have long-standing personal relationships prior to doing business.
  • It may be a good idea to go through a third party introduction. This gives you immediate credibility.


Business Meeting Etiquette
  • If you will be travelling to India from abroad, it is advisable to make appointments by letter, at least one month and preferably two months in advance.
  • It is a good idea to confirm your appointment as they do get cancelled at short notice.
  • The best time for a meeting is late morning or early afternoon. Reconfirm your meeting the week before and call again that morning, since it is common for meetings to be cancelled at the last minute.
  • Keep your schedule flexible so that it can be adjusted for last minute rescheduling of meetings.
  • You should arrive at meetings on time since Indians are impressed with punctuality.
  • Meetings will start with a great deal of getting-to- know-you talk. In fact, it is quite possible that no business will be discussed at the first meeting.
  • Always send a detailed agenda in advance. Send back-up materials and charts and other data as well. This allows everyone to review and become comfortable with the material prior to the meeting.
  • Follow up a meeting with an overview of what was discussed and the next steps.


Business Negotiating
  • Indians are non-confrontational. It is rare for them to overtly disagree, although this is beginning to change in the managerial ranks.
  • Decisions are reached by the person with the most authority.
  • Decision making is a slow process.
  • If you lose your temper you lose face and prove you are unworthy of respect and trust.
  • Delays are to be expected, especially when dealing with the government.
  • Most Indians expect concessions in both price and terms. It is acceptable to expect concessions in return for those you grant.
  • Never appear overly legalistic during negotiations. In general, Indians do not trust the legal system and someone's word is sufficient to reach an agreement.
  • Do not disagree publicly with members of your negotiating team.
  • Successful negotiations are often celebrated by a meal.


Dress Etiquette
  • Business attire is conservative.
  • Men should wear dark coloured conservative business suits.
  • Women should dress conservatively in suits or dresses.
  • The weather often determines clothing. In the hotter parts of the country, dress is less formal, although dressing as suggested above for the first meeting will indicate respect.


Titles 
  • Indians revere titles such as Professor, Doctor and Engineer.
  • Status is determined by age, university degree, caste and profession.
  • If someone does not have a professional title, use the honorific title "Sir" or "Madam".
  • Titles are used with the person's name or the surname, depending upon the person's name. (See Social Etiquette for more information on Indian naming conventions.)
  • Wait to be invited before using someone's first name without the title.


Business Cards
  • Business cards are exchanged after the initial handshake and greeting.
  • If you have a university degree or any honour, put it on your business card.
  • Use the right hand to give and receive business cards.
  • Business cards need not be translated into Hindi.
  • Always present your business card so the recipient may read the card as it is handed to them.



Source data:



LELAKI ITU :)

Lelaki yang ku butuhkan bukanlah pemuda bling-bling yang dimodali mobil dan setumpuk uang oleh mami-papi. Bukan juga pemuda tampan yang selalu berusaha memamerkan dada bidang dan otot mencuat, padahal tak ada isi apa pun di balik tubuh yang kekar itu, seakan-akan mereka terlalu sibuk merawat tubuh sehingga lupa memelihara otak.
Bukankah prajurit yang memamerkan demikian banyak senjata sesungguhnya orang yang penakut dan tak cakap bertempur?
Yang ada dalam imajinasi ku tentang seorang lelaki sejati adalah mantan anak nakal yang smart, matang, punya prinsip dan berkarakter, serta jujur. Lelaki yang aku butuhkan bukanlah lelaki yang selalu berusaha menjaga ku. Aku tak butuh preman pasar, dan aku bukanlah kucing anggora cantik yang harus senantiasa dirawat dan dijaga dengan telaten.
Yang aku butuhkan bukanlah pula lelaki yang selalu lebih tahu akan segala hal. Aku tidak butuh Pak Guru, dan aku bukanlah bocah TK yang tidak mengerti apa-apa sama sekali.
Yang aku butuhkan bukanlah Clark Kent si Superman.
Yang aku butuhkan adalah lelaki yang bisa menjaga ku jika diperlukan, sekaligus yang memerlukan ku untuk menjaganya. Yang aku butuhkan adalah lelaki yang berani meminta bantuan ku jika memang diperlukan. Ibarat menyetir mobil untuk jarak yang amat jauh, yang aku butuhkan adalah lelaki yang berani dan percaya menyerahkan setir kepada ku di saat lelaki ku itu lelah dan butuh istirahat.
Yang aku perlukan adalah

Monday, March 17, 2014

MERAGU

Hi!
Terima kasih karena engkau telah menorehkan sedikit keraguan di hati ini.
Aku rasa memang aku tak pantas bersanding dengan orang sebaik dirimu. Apa baiknya aku jika harus disandingkan dengan sosok sepertimu? Apakah pantas? Entahlah.
Aku hanya seorang pecundang yang hanya bisa masuk menyeruak lalu merebut kehidupan orang yang sedang ditautkan oleh rasa bahagia. Aku tak sebaik apa yang kau fikir.
Atau mungkin memang dari dirimu yang sepertinya masih banyak menyimpan berjuta rahasia yang tak kau berani ceritakan olehku? Entahlah.
Yang pasti, di sini diriku telah mananamkan rasa percaya akan sepenuhnya dirimu. Aku telah lelah selama ini menunggu dirimu. Tapi, walaupun aku lelah entah kenapa aku masih bisa bertahan untuk menunggu hatimu. Mungkin aku bodoh? Mungkin. Siapa yang tau hati seseorang?
Semakin kau menyimpan dan menyembunyikan sesuatu dariku, aku akan tetap diam. Kita sudah sama-sama saling tau sifat masing-masing dari diri kita. Lalu, buat apa kamu masih menyembunyikan sesuatunya dariku?
Apakah masih kurang jelas? Atau kamu masih belum percaya sepenuhnya dariku?
Sudahlah, kita sudah sama-sama dewasa harusnya kita bisa berfikir lebih jernih jika sedang menghadapi masalah. Dan seharusnya tidak perlu aku menanyakannya terlebih dahulu baru kamu mengutarakannya, itu sudah basi rasanya!

Sunday, March 09, 2014

RANDOM THOUGHTS #12

Denting waktu
Di perbatasan rindu
Aku menjengkal jarak menuju kamu
Merekah cinta
Memerah rona
Aku kembali jatuh cinta,
Padamu...
Pada lelaki yang sama,
Masih di bulan ini aku ingat semua...

Tawa yang menawan hatiku,
Rindu bisik-bisik menderu
Kebersamaan dalam ikatan dentang waktu...

Jangan bosan, karena selamanya aku bersamamu...

Tuesday, February 18, 2014

BERKATALAH

Ketika kamu diam dunia pun seperti terdiam
Semakin terasa
Rindu ini benar ada
Berkatalah
Jam dinding pun merasa bosan
Saat hati yang kian gundah tertimbun lara
Mendekati hatimu tak pernah ku kenal lelah
Ku rasa kau merasa
Aku telah jatuh cinta
Ku tak lagi berdaya
Merangkai lagi kata demi kata
Haruskah terulang?
Cinta ini kembali ku biarkan hilang
Tanpa bicara, kepastian itu tetap bagai bunga tidur
Yang selalu indah dalam harapannya

HAKIKAT CINTA

Aku mencintaimu
Karena aku mencintaimu
Karena Tuhan mengizinkan aku mencintaimu
Tak beralaskan
Tak bersebab
Dan tanpa batas waktu :)

SELAMANYA YANG TERINDAH

Cinta ini begitu indah
Rindu ini seperti anugerah
Meski tak pernah terucap tapi aku menikmatinya
Dalam diamku dan dalam hatiku
Selamanya kau adalah lelaki tangguh bagiku
Entah mungkin kau tercipta untukku
Atau selamanya hanya menjadi mimpi di kehidupanku
Tetap selamanya kau kan jadi yang terindah bagiku
Diamku mencintaimu
Bukan karena aku pengecut tapi karena aku bukanlah seorang yang pandai berkata cinta
Dan setiap dihadapanmu semua kata itu sirna
Untukmu yang terindah
Serangkai kata sederhana menunggu hatimu dengan rinduku sungguh menyenangkan
Yang ku tahu aku mencintaimu, kemarin hari ini, dan selamanya

- Canduku :)

Sunday, February 09, 2014

AKU

Ku mengenalmu tanpa sengaja
Bersama waktu ku mengerti semua tentangmu
Kemudian tumbuh rasa itu dan kau yang ajarkan ku indahnya mencintai dan dicintai
Setiap tetes air matamu adalah aku
Tawa dan senyummu pun adalah aku
Kenanganmu adalah aku
Semua setiap yang kau rasakan itu aku
Tapi satu yang tak dapat ku miliki
Bahagiamu dan itu adalah dia
Dan bukan aku
Kini kau ajarkan aku jua mengikhlaskan dan merelakan cinta
Semoga waktu setia di samping ku
Menuntun ku untuk melupakanmu
Setiap kenangan yang terindah
Ku persembahkan pada Nirwana
Dan perih hati ini akan selalu ku bawa

Thursday, February 06, 2014

RANDOM THOUGHTS #11

Malam ini, semua terasa menyakitkan. Entah kenapa, perasaan jadi gak karuan.
Tetiba 3 hal kurang baik datang dengan sekaligusnya.
Nangis, nangis, dan nangis. Hanya itu yang bisa diluapkan untuk saat ini.
Rapuh? Mungkin kata itu yang bisa mengungkapkan keadaan pada saat sekarang.
Semua memang ada batasnya. Dan batas dari semua hal yang aku alami, saat inilah puncaknya. Puncak yang akhirnya tidak bisa ku bendung lagi.
Tuhan, pernah aku merasakan lebih dari ini, tapi entah kenapa aku tidak mampu untuk melewatinya kali ini, Tuhan?
Kenapa saat ini aku begitu rapuh? Begitu lemah dalam menghadapi semua ini? Kemana sosok wanita yang kuat dan tegar seperti dulu?
Bodoh! Dengan hanya karena hal ini kamu bisa menitikan air matamu yang begitu berharga. Bodoh! Sangat bodoh!
Ini gak ada apa-apanya dibanding apa yang pernah kamu alami dulu?
Ingat! Semua masalah pasti akan ada jalan keluarnya. Dan bukan dengan menitikan air mata maka semua masalah akan selesai.
Akan ada masanya kamu akan merasakan apa itu “senyum kebahagiaan”. Kamu hanya harus berusaha untuk mendapatkannya dan keluar dari masa-masa sakitmu ini!
Yakin! Suatu saat kamu bisa mendapatkannya! :')

Friday, January 31, 2014

BERSYUKUR BISA MENGENALMU

Jakarta, 29 Januari 2014
18:28 WIB

Memang, kamu selalu punya cara yang bisa buat aku luluh. Entah kenapa, kamu selalu berhasil memberikan sedikit demi sedikit kejutan kecil yang bisa buat aku terharu. Aku pengen teriak dan bilang ke semua orang kalo aku bersyukur bisa kenal kamu.
Terbukti pada hari ini perjuangan yang kamu tunjukkin ke aku gapernah terbayang sebelumnya sama aku.
Dan aku makin berfikir kalo kamu terlalu baik buat aku. Aku gak ada apa-apanya dibanding apa yang telah kamu korbankan segala sesuatunya buat aku. Kini, aku sadar kalo kamu sudah terlalu banyak berkorban buat aku. Tapi aku selalu memandangnya hanya sebatas ‘ya itu emang seharusnya yang kamu perjuangkan’.
Jahat. Iya memang aku jahat telah menilai kamu seperti itu. Tapi, lambat laun aku tersadar kalo kamu itu berarti buat aku. Kamu itu laksana salah satu warna pelangi di hidup ku. Dan seandainya jika ada saja satu warna pelangi yang hilang, itu akan terlihat biasa saja, karena tak akan bisa seindah jika warna pelangi itu lengkap. Begitu pula arti hadirmu di hidup ku. Terasa sepi jika kehadiranmu hilang di hidup ku. Bisa saja ramai dengan canda tawa dari orang lain, tapi itu gak akan bisa melengkapi, karena akan ada saja ruang kecil yang akan terasa hampa nantinya.
Jujur, aku bersyukur bisa mengenalmu. Walau hanya sabatas ‘ini’. Entah harus bisa diartikan apa ‘ini’ itu. Aku akan coba untuk terus belajar. Belajar sabar, belajar menunggu, belajar lebih baik lagi, dan akan terus belajar.
Kamu banyak memberikan pelajaran di hidup ku. Walau kita hanya sebatas ‘ini’, tapi kamu sudah mampu memberikan warna-warni di kehidupan ku. Mungkin ini adalah salah satu anugerah yang Allah berikan kepada ku, atas apa yang telah aku lakukan selama ini. Entah itu baik ataupun buruk yang telah aku lakukan di hidup ku, tapi yang jelas ‘aku bersyukur bisa mengenalmu’.

- Hanya sebatas ‘ini’ :)

Friday, January 17, 2014

TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2 (4) : TUGAS PERSONAL

ABSTRAKSI

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Nasabah Koperasi Jasa Keuangan (KJK) di Kelurahan Selong

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya jenis koperasi di Indonesia yang menuntut koperasi untuk mengembangkan dan membina daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi demi mewujudkan terciptanya kelangsungan perkembangan demokrasi ekonomi. Kualitas pelayanan adalah harapan konsumen tentang pelayanan dan persepsi yang mereka terima yang berhubungan dengan produk jasa manusia, proses dan lingkungan. Sedangkan kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya.
Penelitian ini dilakukan pada nasabah Koperasi Jasa Keuangan (KJK) di Kelurahan Selong yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan nasabah terhadap kualitas pelayanan jasa Koperasi di Kelurahan Selong. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Nasabah Koperasi Jasa Keuangan (KJK) di Kelurahan Selong”.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara kepada para responden untuk mengetahui penilaian responden terhadap kinerja Koperasi Jasa Keuangan (KJK) di Kelurahan Selong. Pengambilan sampel dilakukan pada responden yang diambil sebanyak 50 responden. Untuk mengetahui kualitas pelayanan jasa di Koperasi Jasa Keuangan (KJK) di Kelurahan Selong, penelitian ini menggunakan metode Analisis Deskriptif yaitu analisis yang mencakup karakteristik nasabah Koperasi Jasa Keuangan (KJK) yang meliputi : Usia, Jenis Kelamin, Jenjang Pendidikan, Jenis Pekerjaan, dan Tingkat Penghasilan yang diperoleh dalam satu bulan.
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan nasabah merasakan adanya kepuasan dan dampaknya bagi Koperasi Jasa Keuangan (KJK) tersebut akan memperoleh laba maksimum.

Thursday, January 16, 2014

SEMOGA

Bukankah engkau tau
Aku takkan lelah menanti
Bukan dengan ikatan semu
Isyarat pasti, ikatan pasti...

Tak berarti,
Pastikan,
Akan ku siapkan

Dan harapanku telah menua bersama waktu
Mengakar bersama niat-niatku
Semoga takdir yang pastikan kita bersatu