Sunday, March 30, 2014

LELAKI ITU :)

Lelaki yang ku butuhkan bukanlah pemuda bling-bling yang dimodali mobil dan setumpuk uang oleh mami-papi. Bukan juga pemuda tampan yang selalu berusaha memamerkan dada bidang dan otot mencuat, padahal tak ada isi apa pun di balik tubuh yang kekar itu, seakan-akan mereka terlalu sibuk merawat tubuh sehingga lupa memelihara otak.
Bukankah prajurit yang memamerkan demikian banyak senjata sesungguhnya orang yang penakut dan tak cakap bertempur?
Yang ada dalam imajinasi ku tentang seorang lelaki sejati adalah mantan anak nakal yang smart, matang, punya prinsip dan berkarakter, serta jujur. Lelaki yang aku butuhkan bukanlah lelaki yang selalu berusaha menjaga ku. Aku tak butuh preman pasar, dan aku bukanlah kucing anggora cantik yang harus senantiasa dirawat dan dijaga dengan telaten.
Yang aku butuhkan bukanlah pula lelaki yang selalu lebih tahu akan segala hal. Aku tidak butuh Pak Guru, dan aku bukanlah bocah TK yang tidak mengerti apa-apa sama sekali.
Yang aku butuhkan bukanlah Clark Kent si Superman.
Yang aku butuhkan adalah lelaki yang bisa menjaga ku jika diperlukan, sekaligus yang memerlukan ku untuk menjaganya. Yang aku butuhkan adalah lelaki yang berani meminta bantuan ku jika memang diperlukan. Ibarat menyetir mobil untuk jarak yang amat jauh, yang aku butuhkan adalah lelaki yang berani dan percaya menyerahkan setir kepada ku di saat lelaki ku itu lelah dan butuh istirahat.
Yang aku perlukan adalah
lelaki yang bisa menganggap aku ada, lelaki yang berani dan mampu berbagi. Aku justru menginginkan lelaki yang tidak sempurna, sehingga aku bisa mengisi ketidaksempurnaan itu, agar aku punya arti di dalam hidup lelaki ku itu, arti yang sama besar dengan keberadaan lelaki itu di dalam hidupnya.
Hal-hal lain, serupa wajah tampan dan tubuh seksi atletis, hanyalah ekstra bonus. Sama sekali bukan prioritas utama bagi ku.
Dan sorot tajam mata di bawah alis tebalnya itu sering-sering membuat ku benar-benar tak berkutik, sejak hari-hari perkuliahan dulu sebenarnya.
Dan, kebaikan hati yang diberikan lelaki itu pada saat aku butuhkan pertolongan, berhasil mencuri perhatian ku. Itulah awalnya dulu, dua tahun lalu, yang membuat aku mulai memerhatikan pemuda itu. Setelah aku amati lebih jauh, ternyata pemuda itu memang memiliki kriteria ku tentang lelaki sejati.
Sedikit demi sedikit, aku lebih mengenal pemuda itu. Selama dua tahun menjalani hari-hari bersama membuatnya belajar bahwa hidup memang indah, tetapi tak mudah. Bahwa hidup mesti dijalani dengan apa yang ada, bukan dengan apa yang seharusnya ada.

No comments:

Post a Comment