1. PENGERTIAN PERUSAHAAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita
selalu mendengar istilah perusahaan baik dari televisi ataupun dari radio, atau
saat kita membaca surat kabar atau koran, majalah bisnis, dan tabloid, maka
istilah perusahaan selalu terlihat di media massa tersebut. Apa yang dimaksud
dengan perusahaan? Atau apa definisi atau pengertian perusahaan itu? Dalam hal
ini akan dikemukakan definisi atau pengertian perusahaan menurut pendapat ahli
atau pakar, antara lain sebagai berikut :
1.
Menurut
pendapat Kansil (2001 : 2)
Setiap
bentuk badan usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan
terus menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah negara
indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.
2.
Menurut
pendapat Swastha dan Sukotjo (2002 : 12)
Suatu
organisasi produksi yang menggunakan dan mengkoordinir sumber-sumber ekonomi
untuk memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.
3.
Menurut pendapat
Tempat
terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor-faktor produksi.
Berdasarkan definisi atau
pengertian tersebut di atas dapt disimpulkan bahwa perusahaan merupakan salah satu bentuk usaha yang mencari suatu
keuntungan atau laba, baik yang bergerak bidang dalam usaha perdagangan,
bergerak dalam bidang usaha produksi barang, dan bergerak dalam bidang usaha
jasa dan memiliki suatu struktur organisasi, manajemen, lokasi dan karyawan
atau pegawai. Jadi suatu usaha yang tidak memiliki struktur organisasi,
manajemen, lokasi dan karyawan, tidak dapat disebut sebagai perusahaan.
Tempat dan letak perusahaan
merupakan salah satu faktor pendukung yang dapat menjamin tercapainya tujuan
perusahaan. Ketepatan pemilihan letak dan tempat perusahaan akan memberikan
bantuan yang sangat berharga, baik dalam kaitannya dengan efisiensi biaya produksi.
Dengan demikian, letak dan tempat kedudukan perusahaan harus diputuskan dengan
hati-hati atas dasar fakta yang lengkap, ditinjau dari aspek ekonomi maupun
aspek teknis. Disamping , pertimbangan terhadap kebutuhan pada saat pendirian,
pemilihan letak dan tempat kedudukan perusahaan harus pula mempertimbangkan
fleksibilitas terhadap kemungkinan rencana di masa depan dalam hal perluasan
pabrik, diversifikasi produksi, daerah pemasaran hasil produksi, perubahan dan
perluasan bahan baku, dan sebagainya.
TEMPAT KEDUDUKAN PERUSAHAAN
Tempat kedudukan perusahaan
adalah kantor pusat perusahaan tersebut. Tempat kedudukan perusahaan pada
umumnya dipengaruhi faktor kelancaran hubungan dengan lembaga-lembaga lain,
seperti lembaga pemerintah, lembaga keuangan, pelanggan, dan sebagainya.
LETAK PERUSAHAAN
Letak perusahaan adalah tempat
perusahaan melakukan kegiatan fisik atau pabrik. Letak perusahaan dipengaruhi
faktor ekonomi dan merupakan salah satu faktor penting yang menunjang efisiensi
perusahaan terutama dalam kaitannya dengan biaya, faktor-faktor.
Yang mempengaruhi biaya adalah :
·
Harga bahan
mentah/ bahan pembantu
·
Tingkat upah
buruh
·
Tanah
·
Pajak
·
Tingkat
bunga
·
Biaya atas
produksi tahan lama
·
Biaya atas
jasa pihak ketiga
JENS-JENIS LETAK
PERUSAHAAN
Letak perusahaan dapat dibedakan
menjadi 4, yaitu :
1.
Terikat
keadaan alam
Letak perusahaan yang pada
umumnya karena ketersediaan dan kemudahan bahan baku. Perusahaan berkaitan
dengan bahan-bahan tambang padda umumnya terletak daerah faktor produksi
alamnya, seperti perusahaan timah, emas, dan sebagainya.
2.
Terikat
sejarah
Perusahaan menjalankan
aktivitasnya di suatu daerah tertentu karena alasan yang hanya dapat dijelaskan
berdasarkan sejarah. Misalnya perusahaan batik banyak didirikan di Yogyakarta,
Solo ,dan sebagainya.
3.
Terikat oleh
pemerintah
Perusahaan ditetapkan letaknya
atas peraturan pemerintah demi keamanan, kesehatan, dan lingkungan. Misalnya
peternakan ayam tidak boleh ditengah-tengah pemukiman atau kota padat penduduk
dan sebagainya.
4.
Dipengaruhi
oleh faktor-faktor ekonomi
Lokasi perusahaan jenis ini
pemilihannya dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi seperti faktor ketersedian
tenaga kerja, faktor kedekatan dengan pasar, ketersediaan bahan baku, dan
lain-lain.
3. PERUSAHAAN DAN LEMBAGA SOSIAL
Walaupun
segala kegiatan diarahkan untuk memperoleh keuntungan, perusahaan sebagai
lembaga sosial menawarkan kesempatan kerja, dan membayar pajak bagi Negara.
Telah
dikemukakan bahwa perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi untuk
menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif memperoleh keuntungan.
Unit kegiatan itu sering disebut sebagai lembaga sosial seperti lembaga sosial
lainnya misalkan kehidupan keluarga RT, desa, kota, kecamatan, kabupaten atau
suatu kelompok manusia yang mempunyai tujuan tertentu seperti Yayasan sosial,
Koperasi dll.
Contoh
perusahaan yang menyediakan barang disekitar kita misalkan perusahaan tegel,
perusahaan semen, perusahaan pakaian jadi, perusahaan batik, perusahaan sepatu
dan sebagainyanya. Sedangkan perusahaan yang menyediakan jasa misalkan, bank,
asuransi, perhotelan, transportasi, dan lain-lain.
Di atas
telah kita sebut bahwa, perusahaan adalah suatu lembaga sosial. Dalam hal ini
tentunya terdapat perbedaan antara perusahaan dengan lembaga sosial lainnya.
Letak perbedaannya adalah pada seluruh kegiatan yang diarahkan untuk memperoleh
laba. Meskipun demikian memperoleh laba bukan merupakan satu-satunya tujuan
perusahaan, tetapi masih terdapat berbagai tujuan lain seperti, memberi
kesempatan kerja untuk mengurangi pengangguran, kemudian juga meningkatkan
pendapatan pemerintah melalui pajak dan juga prestise.
Tujuan-tujuan
yang lain itu hanya akan tercapai apabila perusahaan dapat hidup berkembang dan
memperoleh keuntungan. Untuk itu perusahaan harus diorganisasikan dan
dijalankan dengan baik. Lain halnya dengan lembaga-lembaga Pemerintah dan
lembaga sosial lainnya yang kegiatannya lebih ditujukan untuk kepentingan
masyarakat umum, misalkan Panti Asuhan, Rumah Sakit dll.
TUJUAN PENDIRIAN
PERUSAHAAN
Secara umum tujuan pendirian perusahaan dapat dibedakan menjadi 2
(dua) yaitu :
1. Tujuan Ekonomis
Berkaitan dengan upaya perusahaan untuk
mempertahankan eksistensinya, dalam hal ini perusahaan menciptakan laba,
menciptakan pelanggan dan menjalankan upaya-upaya pengembangan dengan
memusatkan perhatiannya pada kebutuhan masyarakat dalam produk yang diinginkan.
2. Tujuan
Sosial
Perusahaan diharapkan untuk memperhatikan
keinginan investor, karyawan, penyedia faktor-faktor produksi, maupun
masyarakat luas.
Kedua tujuan perusahaan tersebut saling mendukung untuk mencapai
tujuan utama perusahaan yaitu memberikan
kepuasan kepada keinginan konsumen atau pelanggan.
PERUSAHAAN SEBAGAI
SUATU SISTEM
Perusahaan juga merupakan suatu sistem, yang mana sistem adalah
suatu kesatuan dari unit-unit yang saling berinteraksi, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Perusahaan adalah suatu sistem karena merupakan kombinasi dari
berbagai sumber ekonomi yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
proses produksi serta distribusi barang dan jasa untuk mencapai tujuan tertentu,
anatara lain keuntungan, pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun tanggung jawab
sosialnya.
Secara umum, dunia usaha didirikan untuk memenuhi keinginan
manusia akan barang dan jasa. Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan ekonomis
perusahaan, hampir selalu terjadi interaksi antara perusahaan dengan
lingkungannya. Interaksi tersebut menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi
dengan lingkungan, terutama dengan lingkungan eksternal yang pada umumnya tidak
dikuasai langsung oleh perusahaan.
Dengan demikian perusahaan harus memperhitungkan dampak sosail
ekonomi yang akan dirasakan oleh pihak-pihak yang terkait dengan kebijakan yang
diambilnya. Dalam hal ini, tanggung jawab sosial perusahaan berhubungan dengan
perusahaan lain, konsumen, karyawan, investor, masyarakat secara keseluruhan,
lingkungan eksternal maupun alam. Tanggung jawab sosial perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Adapun pihak-pihak tersebut adalah :
a. Kepada
pemilik modal dan investor
b. Kepada
lembaga penelitian
c. Kepada
pekerja/ karyawan
d. Kepada
konsumen/ pelanggan
e. Kepada
perantara/ agen
f.
Kepada masyarakat
g. Kepada
pemerintah
h. Kepada
pemasok/ suppplier
i.
Kepada peasaing/ competitor
Lingkungan perusahaan ada 2 (dua) macam yaitu :
1. Lingkungan
eksteral perusahaan
Faktor-faktor di luar dunia usaha yang
mempengaruhi kegiatan perusahaan. Lingkungan eksternal ini perusahaan dapat
dibedakan menjadi lingkugan eksternal makro dan lingkungan eksternal mikro.
Lingkungan
eksternal makro adalah lingkungan yang berpengaruh tidak langsung kepada kegiatan
usaha. Seperti keadaan alam, politik, dan keamanan, hukum, sosial budaya,
hubungan internasional, dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan
eksternal mikro adalah lingkungan eksternal yang berpengaruh langsung
kepada kegiatan usaha seperti, pemasok/ supplier, perantara, teknologi.
2. Lingkungan
internal
Faktor-faktor yang berada dalam kegiatan
produksi dan langsung mempengaruhi hasil produksi. Seperti tenaga kerja,
peralatan, mesin-mesin, bahan mentah, sistem informasi dan administrasi.
FUNGSI-FUNGSI
PERUSAHAAN
Dalam mencapai tujuan dikenal dua fungsi
yaitu :
1. Fungsi
operasi
Yang termasuk dalm fungsi operasi adalah :
a. Pembelian
dan produksi
b. Pemasaran
c. Keuangan
d. Personalia
e. Akuntansi
f.
Administrasi
g. Teknologi/
komputerisasi
h. Trasnformasi
dan komunikasi
i.
Pelayanan umum
j.
Hukum/ perundang-undangan dan humas
Dari semua fungsi di atas, fungsi pembelian/ produksi, pemasaran,
personalia, dan keuangan merupakan fungsi operasi utama perusahaan. Fungsi-fungsi operasi lainnya
merupakan fungsi operasi penunjang.
2. Fungsi
manajemen
Sedangkan yang termasuk dalam fungsi
manajemen adalah :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengendalian
Jika kedua fungsi ini dapat berjalan dengan baik, maka perusahaan
akan dapat menjalankan operasinya dengan lancar, terkoordinasi, terintegradi
dalam mencapai tujuannya.
CIRI-CIRI
PERUSAHAAN
Ciri-ciri perusahaan mencerminkan kekhasan yang membuat perusahaan
bersangkutan mudah dikenali. Pada umumnya ciri-ciri perusahaan berkenaan dengan
variabel-variabel sebagai berikut :
1. Operatif
Yaitu dalam perusahaan dijumpai adanya
kreativitas ekonomi yang berkenaan dengan kegiatan produksi, penyedia ataupun
pendistribusian barang dan jasa.
2. Koordinatif
Yaitu diperlukan koordinasi semua bagian
dalam kegiatannya.
3. Reguler
Yaitu upaya mencapai kesinambungan perusahaan
yang dapat mendukung aktivitasnya agar dapat selalu bergerak maju.
4. Dinamis
Yaitu lingkungan yang selalu berubah-ubah.
5. Formal
Yaitu untuk memenuhi keadaan ini perusahaan
harus terdaftar di lembaga pemerintah acara resmi.
6. Lokasi
Yaitu letak perusahaan didirikan.
7. Pelayanan
bersyarat
Yaitu dalam menghasilkan barang dan jasa
perusahaan terkait dengan tujuannya dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat
dan bersedia konsumen.
4. LINGKUNGAN
PERUSAHAAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP LINGKUNGAN
1.
Lingkungan
Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan yang
berpengaruh tidak langsung terhadap kegiatan perusaan. Lingkungan eksternal
meliputi variabel-variabel di luar organisasi yang dapat berupa tekanan umum
dan tren di dalam lingkungan societal ataupun faktor-faktor spesifik yang
beroperasi di dalam lingkungan kerja (industri) organisasi. Variabel-variabel
eksternal ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu ancaman dan peluang, Lingkungan
eksternal perusahaan dapat dibedakan menjadi :
A.
Lingkungan eksternal makro, adalah lingkungan
eksternal yang berpengaruh tidak langsung terhadap kegiatan usaha.
Contoh :
• Keadaan alam: SDA, lingkungan.
• Politik dan hankam: kehidupan operasional
perusahaan sangat terpengaruh oleh politik dan hankam negara dimana perusahaan
berada menciptakan.
• Hukum
• Perekonomian
• Pendidikan dan kebudayaan
• Sosial dan budaya
• Kependudukan
• Hubungan internasional.
B.
Lingkungan eksternal mikro, adalah lingkungan
eksternal yang pengaruh langsung
terhadap kegiatan usaha.
Contoh :
·
Pemasok /
supplier : yang menunjang kelangsungan operasi perusahaan.
·
Perantara,
misalnya distribotur, pengecer yang berperan dalam pendistribusian
hasil-hasil produksi ke konsumen.
·
Teknologi:
yang berkaitan dengan perkembangan proses kerja, peralatan metode, dll.
·
Pasar,
sebagai sasaran dari produk yang dihasilkan perusahaan.
2.
Lingkungan
Internal
Lingkungan internal dalah faktor-faktor yang
berada dalam kegiatan produksi dan langsung mempengaruhi hasil produksi.
Contoh :
• Tenaga kerja
• Peralatan dan mesin
• Permodalan (pemilik, investor, pengelolaan
dana)
• Bahan mentah, bahan setengah jadi,
pergudangan
• Sistem informasi dan administrasi sebagai
acuan pengambilan keputusan.
B. Faktor Lingkungan Internal
·
Lingkungan
perekonomian yang erat berhubungan dengan pasar dimana diadakan penjualan dan
pembelian barang dan jasa.
·
Lingkungan
seperti politik, pemerintah, hokum, dan militer yang mengatur kegiatan
perusahaan.
·
Keadaan
social meliputi berbagai golongan penduduk dengan sikap kepercayaan, tingkah
laku yang dicerminkan dalam lembaga social yang ada.
Dari ketiga golongan diatas masih dapat
diperinci lagi menjadi sub factor.
·
Tanah dan
alam sekitar
Tanah dan
sumber alam merupakan salah satu factor penting untuk kegiatan perusahaan.
·
Ilmu
pengetahuan dan seni
Ilmu
penegtahuan menunjukkan metode, manajemen kepada pimpinan dalam mengelola
perusahaan. Penerapan ilmu pengetahuan dalam dunia perusahaan akan dapat
membantu menggali ilmu pengetahuan lebih lanjut.
·
Pemerintah
dan hukum
Aspek
positif dari pemerintah akan dibutuhkan oleh perusahaan ialah perlindungan
terhadap hak milik, pemeliharaan tata hukum, dan keamanan, serta penggunaan
keuangan, tetapi pemerintah perlu mengadakan pembatasan dengan mengadakan
pemungutan pajak dan tarif.
·
Uang,
kredit, kapital
Uang kredit
merupakan darah bagi kehidupan perusahaan. Apabila uang, kredit, dan kapital
ini lambat akan menghambat jalannya perusahaan. Sebaliknya, jika jumlah yang
terlampau banyak akan mengganggu perusahaan. Uang sebagai alat pembayaran,
termasuk kredit didalamanya. Mengenai kapital perusahaan tidak akan dapat
menjalanka fungsinya tanpa kapital.dana kapital ini dalam bentuk terkumpulnya
uang atau kredit yang diinfestasikan dalam perusahaan.
·
Tersedianya
tenaga kerja
Tenaga kerja
dalam perusahaan pada umumnya bersatu dalam bentuk serikat kerja. Berhasilnya
perusahaan tergantung pada tingkat ketrampilan, kesehatan, dan sikap dari
tenaga kerja. Hal ini sangat tergantung pada system pendidika, standar hidup,
dan inisiatif dari masyarakat.
·
Sikap
konsumen
Usaha
perusahaan untuk mengurangi resiko dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dengan
memperhatikan sikap konsumen dan publik.
·
Kepercayaan
dan agama
Mempengaruhi
tingkah laku manusia serta etika masyarakat, hal ini mempengaruhi kebijaksanaan
perusahaan yang diambil oleh manajer. Standar etika ini harus diikuti oleh
perusahaan.
·
Hubungan
internasional
Hubungan ini
meliputi penyediaan sumber ekonomi, bahan perdagangan dan politik mungkin tidak
terbatas pada bahan dasar, tetapi juga berupa tenaga kerja terdidik yang
didatangkan dari luar negeri.
5. PENDEKATAN DALAM MELIHAT BISNIS DAN LINGKUNGAN
Kesempatan bisnis serta bisnis
itu akan selalu dipengaruhi oleh lingkungan. Hubungan antar bisnis dengan
lingkungan sangat erat. Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan akan tersingkir dari kancah persaingan bisnis. Hubungan antar bisnis
dengan dengan lingkungan kemudian ditelaah oleh para usahawan. Pada mulanya
telaah dilakukan secara tradisional yaitu mereka beranggapan bahwa bisnisnyalah
yang merupakan hal yang terpenting atau yang menduduki titik sentral sedangkan
lingkungan merupakan hal sekunder yang mengelilingi bisnisnya. Pandangan
tradisional tersebut sering disebut dengan yang berorientasi produsen atau
“Producer Oriented Aproach”. Pandangan itu memang cocok dengan kondisi saat itu
, dimana pada saat itu keadaannya disebut sebagai “seller’s market”, yang
artinya produsen masih langka sehingga barang apapun yang dihasilkan akan
selalu terjual.
Akan tetapi keadaan itu berubah,
dimana pengusaha menjadi bertambah banyak dan masyarakat menjadi lebih selektif
sehingga timbulah persaingan yang ketat diantara para pengusaha. Hanya
pengusaha yang mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumenlah yang mampu
bertahan. Keadaan ini disebut “buyer’s market” atau “pasar pembeli” yaitu
keadaan dimana pembeli yang akan menentukan semuanya dan bukan bukan penjual.
Dalam hal ini berlaku suatu ungkapan “pembeli adalah raja”.
Dalam hal ini siapa yang berhasil
mendekati konsumen dialah yang akan bertahan dalam kancah persaingan bisnis.
Pada saat seperti inilah pengusaha harus pandai melihat factor lingkungan. Jadi
dalam hal ini yang merupakan factor yang sentral adalah masyarakat atau
konsumen sedangkan pengusaha atau bisnisman mengelilinginya untuk melayani
kebutuhan secara lebih baik sesuai dengan selera konsumen. Pandangan ini
disebut “Consumer Oriented Approach” atau “pendekatan yang berorientasi
konsumen”.
No comments:
Post a Comment