Wednesday, August 15, 2012

YANG JELITA YANG BAHAGIA

Setujukah Anda, jika orang yang cantik dan tampan pasti lebih bahagia daripada teman-teman mereka yang, ehm, kurang menarik? Setuju atau tidak, sebuah hasil penelitian yang dilakukan selama lebih dari 20 tahun menyiratkan bahwa ya, orang yang cantik dan tampan memang lebih bahagia, terutama terkait sektor perekonomian. Orang cantik dan tampan mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan lebih tinggi dan menikahi orang yang lebih sukses.
Penelitian menarik yang menonfirmasi hal ini dilakukan oleh dua pakar ekonomi, Daniel Hamermesh dan Jason Abrevaya, dan diterbitkan dalam buku dengan judul yang menggelitik, yaitu Beauty Pays:
Why attractive People are More Successful.
Dalam riset pendahulu, Hamermesh telah menemukan bahwa orang-orang yang punya penampilan menarik secara umum menghasilkan lebih banyak uang dan menikahi pasangan yang berpenampilan menarik juga dan berpenghasilan tinggi. Penelitian tersebut diadakan seiring dengan keinginan para pimpinan politik di beberapa negara untuk mengukur tingkat kebahagiaan nasional dan produktivitas ekonomi negara tersebut.

Kemudian, Hamermesh dan Abrevaya membuat riset lanjutan dengan menggunakan data dari lima survei yang dilakukan para ahli sosial di empat negara, yaitu Amerika, Kanada, Jerman, dan Inggris. Survei-survei ini menanyakan lebih dari 25.000 partisipan dari berbagai negara tersebut tentang tingkat kebahagiaan mereka, sekaligus meminta mereka atau pewawancara memberikan penilaian terhadap tingkat kecantikan/ ketampanan mereka.

Hasilnya, 15% orang yang berada di peringkat atas dalam penilaian fisik menunjukkan bahwa mereka 10% lebih bahagia daripada orang yang berada di rentang terbawah dalam penilaian fisik. Pengaruh dari penampilan fisik menarik terhadap kebahagiaan terutama menonjol pada wanita dibandingkan pria.

Tentu saja, kebahagiaan tergantung pada banyak faktor. Selain itu, jangan lupakan pepatah terkenal yang berbunyi: “Beauty is in the eye of the beholder.” Setiap orang punya gagasan yang berbeda tentang cantik atau tampan, sehingga kecantikan atau ketampanan relatif dan subyektif. Jadi, sah-sah saja kan, jika kita memutuskan bahwa kita termasuk cantik atau tampan.

No comments:

Post a Comment