Monday, March 26, 2012

CERITA SEDIH DI SENYUM KU :)

Part II



Senin, 26 maret 2012
Ternyata diam-diaman sama Tia itu lumayan sulit. Niat awal mau diam-diaman sama Tia dimulai dari hari ini malah gagal. Karena terlalu sulit bukan lumayan sulit lagi.
Hari ini hanya ada praktikum di kampus, setelah saya selesai praktikum lalu saya bersama Tia, Subek, Nia, Indah, Ayu, Shinta, Rini pergi ke kost-an teman saya sambil mencari-cari bahan presentasi untuk esok hari. Karena terlalu lama di kost-an teman jadinya lupa waktu. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 20.00. Karena sudah lumayan larut malam dan saya masih harus mencari bahan2 untuk presentasi saya, jadinya saya menginap di kost-an Ifah. Ternyata sebelum Tia, Subek, Nia, Indah, Ayu, Shinta, Rini pulang ada kejadian yg bisa dibuat alasan saya untuk ber-diam-diaman dengan Tia.
Setelah mereka semua pulang, tinggal saya, Ifah dan Devi. Pada hampir larut malam kita bertiga membuat scrapbook yg merupakan ide dari Devi dan Ifah untuk hadiah Tia yg berulangtahun. Sampai sekitar pukul 00.30 lewat, kita baru mulai untuk tidur. Dan pekerjaan membuat scrapbook dilanjutkan di esok hari.

Selasa, 27 maret 2012
Teman saya, Ifah memberikan saran (cara untuk pura2 diam-diaman dengan Tia). Jadi, kemarin sebelum Tia, Subek, Nia, Indah, Ayu, Shinta, Rini pulang ada kejadian, enggak sengaja Tia mendorong saya ke belakang, tepat di belakang saya itu tangga dan alhasil rahang pipi saya terbentur dengan kaki tangga. Nah, itu cara saya untuk diam-diaman dengan Tia. Jadi, saya pura2 sakit rahang pipinya sampai2 bengkak.
Setelah jam kampus selesai, kita semua misah2. Ada yg kerja kelompok di kampus, ada yg di kost-an, tapi setelah selesai kita semua kumpul lagi di kost-an Devi untuk ngerencanain sesuatu.
Pada hari ini kita semua berhasil ngebuat Tia jadi sedikit bete. Ya cuma Tia yg langsung pulang ke rumah. Dia pulang dengan raut muka yg sedikit membosankan.
Kita juga membuat masalah baru, yaitu berkaitan dengan Indah yg pura2 bertengkar sama Rini karena diadu domba oleh Subek. Dan mulai hari ini saya berhasil diam-diaman dengan Tia. Rencana baru pun mulai dijalankan dan saya enggak lupa untuk memberikan informasi2 terbaru kepada Siti.

Rabu, 28 maret 2012
Ini hari ke-2 saya bersikap diam sama Tia. Dan itu berjalan cukup lancar dan juga cukup melelahkan, bukan lelah dalam arti fisik tapi lelah dalam pikiran. Hari ini saya hanya ada jadwal praktikum kuliah, dan pertengkaran antara Indah dan Rini dimulai dari hari ini. Awalnya Tia percaya dengan mereka berdua, akan tetapi lama2 mereka berdua bertengkar malah dengan mimik ketawa-ketiwi dan itu membuat Tia jadi sedikit curiga.
Hari ini pulang cepat karena jadwalnya hanya 1 praktikum saja. Setelah selesai praktikum, saya bersama Ifah, Subek, Nia, Shinta, Ayu, Indah, Rini berkumpul kembali di kost-an Devi. Kita merencanakan apa yg akan kita buat selanjutnya.
Kita berencana untuk membuat tulisan “Happy Birthday”  untuk Tia dari anak2 sekelas dan enggak lupa juga dari kita bersepuluh. Rencana dijalankan mulai besok.

Kamis, 29 maret 2012
Hari ke-3 saya diam-diaman dengan Tia, yg sangat menyiksa. Karena saya harus berpura-pura marah, mencari masalah, dan adu bacot  dengan Tia. Tapi semua yg saya lakukan hanya untuk membuat kesan dia percaya kalau saya marah dengan dia.
Hari ini juga rencana untuk meminta teman2 sekelas membuat tulisan “Happy Birthday”  untuk Tia segera dijalankan! Ya, mula2 dan dengan hati2 saya, Tia, Subek, Nia, Indah, Ayu, Shinta, Rini, Ifah dan Devi memberikan selembar kertas kecil untuk menuliskan ucapan “Happy Birthday” untuk Tia kepada semua teman2 sekelas. Ada beberapa teman yg langsung menuliskan ucapannya dan langsung diberikan kepada salah satu di antara kita dan ada juga yg hanya menerima saja tanpa mau menulisnya.
Setelah jam perkuliahan selesai, saya, Subek, Nia, Indah, Ayu, Shinta, Rini kumpul kembali ke kost-an Ifah dan Devi. Selama hampir 3 hari dan setelah kejadian rahang pipi saya terbentur kaki tangga, Tia enggak pernah ikut kumpul dengan kita lagi. Enggak tau kenapa dia jadi sedikit menjauh, mungkin karena ada saya? Hehheh. Tapi enggak apa, ini jadi memudahkan kita untuk menjalankan rencana2 selanjutnya.
Selama kita ngumpul di kost-an Ifah dan Devi, Siti enggak pernah ikut kumpul, karena jadwal kuliah kita dan dia yg enggak pernah sama, selain itu jarak kampus kita yg lumayan jauh. Maka dari itu, saya hanya memberikan informasi2 kepada Siti via BBM saja.

Jum’at, 30 maret 2012
Ini hari ke-4 saya berdiam-diaman dengan Tia yg berjalan cukup lancar, dan ini amat sangat melelahkan J
Hari ini, setelah jam perkuliahan selesai, pertengkaran Indah dengan Rini mulai memanas, mulai berani menampakkan pertengkarannya di depan kelas. Sampai2 Tia ingin turun tangan, tetapi dia hanya memberikan nasihat2 saja, karena dia enggak tau masalahnya apa, dia enggak berani menengahi di antara mereka berdua.
Hebatnya lagi, teman saya Devi sampai mengeluarkan air matanya (pura2 sedih melihat temannya bertengkar). Dan enggak tahu kenapa Ifah juga ikut meneteskan air matanya
-________________________-
Setelah selesai dengan sandiwara, seperti biasa kita ber-9 kumpul dulu di kost-an. Di sana kita mulai menge-check tulisan tangan dari teman sekelas saya.
Dan kegiatan selanjutnya di kost-an adalah tidak jelas apa.

Sabtu, 31 maret 2012
Jengjengjengggg, ini hari ke-5 saya berhasil mendiamkan Tia. Dan ini juga merupakan H-2.
Tapi ada kejadian yg kurang kita harapkan, ya setelah makan siang saya, Tia, Ifah, Ayu, Shinta, Rini, Indah, dan Nia pergi ke mushollah kampus. Setelah selesai shalat, Tia memanggil saya. Nah ini kejadian yg enggak kita harapkan, Tia mulai mengajak ngobrol saya mengenai sikap “diam-diaman” saya dengan dia. Sedikit info selama saya dengan Tia diam-diaman, saya juga adu bacot  melalui jejaring sosial. Dan mungkin itu yg membuat Tia jadi sedikit hem saya pikir bukan sedikit tapi sangat enggak dia sukai. Karena Tia tipe orang yg simple.
Selama perbincangan dan pertanyaan yg diajukan Tia kepada saya, saya hanya bisa tersenyum sambil ngelengosin muka saya. Karena saya enggak mau sampai keceplosan ngomong. Itu sangat sulit, tapi alhamdulillahnya, teman saya yg lain yg ada di mushollah terutama Indah menjaili saya dengan Tia yg sedang mengobrol. Dan itu mengulur-ulur waktu Tia untuk berbicara dengan saya. Sayangnya, Indah malah ditegur sama Tia, “Nek, jangan sampe kita berdua yang berantem”. Kurang lebih isinya seperti itu, alhasil Indah jadi diam enggak berkutik.
Saat berbicara dengan Tia, saya mengambil sedikit celah untuk memberikan kode kepada teman2 saya agar mengajak saya naik ke kelas, tapi terjadi miss comunication! Bukannya mereka ke kelas mengajak saya, tapi mereka ke kelas malah tanpa mengajak saya.
Dan di mushollah tinggal kita berdua! Ya hanya berdua, di situ saya jujur sangat sulit mau mengeluarkan kalimat apa. Terlebih saya takut, karena mimik muka Tia yg sudah mulai berubah kesal karena saya enggak menjawab pertanyaan2 yg diajukan dia.
Setelah sekian lama dengan dia, akhirnya kita kembali baik-an  kembali. Susah berkutik kalau sudah di depan Tia dan di sana hanya ada kita berdua.
Akhirnya kita naik ke kelas, dan setelah sampai di kelas kita mengambil bangku bersebelahan. Enggak mau muna, di situ saya senang. Ya! Karena hampir 5 hari saya diam-diaman dengan Tia dan sekarang saya bisa dekat kembali.
Di dalam kelas, saya diledek sama Rini dan Indah karena kita sudah kembali berdekatan. Oke mulai dari situ, saya selalu diledek oleh yg lainnya. Tetapi selain saya dan Tia yg sudah berbaikan, Indah dan Rini pun juga sudah kembali baik.
Setelah perkuliahan, seperti biasa kita semua kumpul di kost-an. Tapi sebelumnya saya terpisah dengan teman2 karena suasana hati saya sedikit kurang baik. Yg saya lakukan hanya berjalan dari depan kampus saya saja.
Setelah saya sampai di kost-an, saya sedikit terkejut karena ada yg berbeda, ternyata di sana ada Tia. Setelah manaruh tas di kamar Ifah, saya langsung ke tempat bale, di sana ada Tia sendirian. Di situ kita berdua mengobrol kembali. Lumayan lama kita berdua di sana. Dan ketika Rini keluar pamit pulang, muncul kalimat (kurang lebih seperti ini) “Bulet mah kalo udah deket sama cumi pasti luluh.”. Dan kita berdua cuma bisa tertawa aja.
Setelah Tia pulang kita merencankan untuk hari minggu kumpul kembali di rumah Subek untuk menyelesaikan semua keperluan scrapbook yg akan diberikan kepada Tia. Dan saya langsung memberikan kabar ini kepada Siti.

- to be continued -

No comments:

Post a Comment